Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat

kabupaten cirebon

jokowi-prabowo-101015bLiputan6.com, Jakarta – Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) akan beradu gagasan dalam Debat Capres Jilid III yang bertema ‘Politik Internasional dan Ketahanan Nasional’ Minggu malam ini. Seperti apa sosok Prabowo dan Jokowi di mata pengamat asing, Dave McRae. Peneliti politik internasional senior di Asia Institute, Universitas Melbourne, Australia itu mengakui pihaknya mengamati visi dan misi kedua pasangan mengingat posisi Indonesia di mata dunia semakin penting.”Meski pengaruh Indonesia di luar negeri masih ada batasan yang jelas, banyak negara berharap bahwa ke depan Indonesia kian berpengaruh. Jadi tentunya siapa yang bakal menjadi presiden dan apa kebijakannya akan terus diikuti oleh masyarakat luar negeri,” kata McRae, seperti

 

Liputan6.com kutip dari BBC Indonesia, Minggu (22/6/2014).McRae mengemukakan persepsi khalayak internasional terhadap Jokowi dan Prabowo. Terutama soal apa yang terjadi bila kedua kandidat presiden itu berkunjung ke negara lain.”Selama ini Joko Widodo belum memegang jabatan di tingkat nasional. Jadi kami masih menunggu siapa menteri luar negerinya dan apa prioritas-prioritasnya jika terpilih. Namun, paling tidak jika dia berkunjung ke luar negeri tidak menimbulkan masalah,” paparnya.”Sedangkan apabila Prabowo ke luar negeri, masih ada tanda tanya apakah dia bisa masuk ke semua negara karena latar belakangnya yang terkait dengan hak asasi manusia?” imbuh dia. Dalam visi-misinya, Prabowo dan Jokowi sama-sama ingin memajukan Indonesia di mata dunia internasional. Secara spesifik, Prabowo yang kerap menggemborkan jargon ‘Macan Asia’ ini ingin mewujudkan Indonesia berperan aktif dalam perdamaian dunia dan percaya diri menghadapi globalisasi. Sementara itu, Jokowi, dalam visi misinya, bertekad mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri Indonesia sebagai negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. Pada Debat Capres Jilid III, Prabowo dan Jokowi akan beradu gagasan secara tunggal tanpa cawapres, untuk kedua kalinya. Debat yang digelar di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu malam pukul 20.00 WIB itu akan dipandu Guru Besar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia (UI)


jokowi2Liputan6.com, Jakarta – Capres Joko Widodo mengatakan menyiapkan 3 strategi untuk diplomasi bangsa. Yakni memperkuat hubungan antar pemerintah, memperkuat hubungan antar pelaku bisnis, dan memperkuat hubungan antar masyarakat. Dalam pemaparan visi-misinya di debat capres ketiga di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6/2014) malam, Jokowi juga mengatakan mengembangkan politik luar negeri dengan prinsip dasar politik luar negeri bebas-akktif.  Untuk mencapai ketahanan nasional, Jokowi mengungkapkan akan mencapainya dengan empat cara, yakni perlindungan terhadap warga negara, sumber daya alam, meningkatkan daya saing dan keamanan kawasan regional. “Di sini saya, Jokowi-JK mendukung penuh Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat dan mendukung penuh Palestina masuk sebagai anggota penuh PBB,” ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, politik luar negeri bebas aktif bisa dilaksanakan jika didukung ketahanan nasional yang kuat. “Pejuang-pejuang kita kita telah mendarmabaktikan darahnya untuk negeri ini.”Berdasarkan hal ini, Jokowi menegaskan membangun ketahanan nasional dengan menyejahterakan prajurit dan keluarganya, memodernisasi alat utama sistem pertahanan dan meningkatkan modernisasi dan industri pertahanan “Ke depan kita harus memenangkan pertarungan samudera dan maritim kita, ingin Indonesia menjadi poros maritim dunia,
kita ingin negara ini berwibawa dan dihormati.” (Yus)


Ginandjar Kartasasmita mengaku siap mendukung dan memenangkan pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla

10403448_780428245330179_7348043090803657699_n
Tokoh Jawa Barat sekaligus politisi senior Partai Golkar, pada Pilpres 9 Juli mendatang. Ginandjar berpendapat, seharusnya Partai Golkar dapat mendukung kadernya seperti Jusuf Kalla pada Pilpres kali ini bukan mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
“Bukannya tidak sejalan dengan partai. Tapi saya berpendapat Ginandjar Kartasasmita mengaku siap mendukung dan memenangkan pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla seharusnya partai mendukung kadernya. Bukan kita tidak setia dengan partai, tapi kenapa partai tidak setia dengan kadernya. Apalagi Pak Jusuf Kalla kan mantan Ketua Umum (Partai Golkar),” tegas Ginandjar seusai kunjungan Capres Jokowi ke kediamannya di Jakarta Selatan, Senin (16/6/14).
Seperti dalam rilis yang diterima klik-galamedia.com dari Tim Pemenangan Jokowi-JK, Ginandjar mengaku kecewa dengan sikap pimpinan partai yang tidak mendukung kadernya dan lebih memilih pasangan yang berasal dari kader parpol lain. Terlebih, kata dia, Jusuf Kalla dua minggu yang lalu sudah bersilaturahmi dengannya.
“Kecewa kenapa pimpinan partai tidak mendukung calon presiden dan wakil presiden dari kadernya. Apalagi Pak JK itu tanggal 2 Juni kemarin silaturahmi kerumah saya,” tuturnya.
Ketika ditanya apakah tidak takut menerima konsekuensi dari partai jika mendukung Jokowi-JK, Ginandjar menilai apa yang telah dilakukannya sudah benar. Dari kacamatanya, Jokowi-JK merupakan sosok pemimpin yang cocok untuk Indonesia.
“Mengambil tindakan seperti menghukum kualat loh. Saya juga kan sudah di Golkar sejak tahun 83 jadi tidak ada yang lebih kuning dibandingkan saya,” terangnya.
Saya telah siap apapun sangsi yang akan diberikan oleh partai Golkar kepada saya, hati saya tidak bisa di bohongi JOKOWI – JK lebih layak dan lebih pantas untuk memimpin negeri ini.